Kamis, 23 November 2017

Buat Apa Belajar Bahasa Indonesia?

Tenang... judul di atas bukanlah salah satu bentuk keputusasaan saya terhadap perkembangan bahasa Indonesia. Saya cuma mengutip ucapan salah seorang teman yang nilai ujian bahasa Indonesia anaknya jeblok beberapa tahun yang lalu. Kata teman saya itu, kita 'kan orang Indonesia, sejak kecil juga sudah bisa bahasa Indonesia. Buat apa, sih, susah-susah belajar bahasa Indonesia, pakai ujian segala. Nilai ujiannya jeblok pula.

Ternyata, anak teman saya itu bukanlah satu-satunya murid yang buruk nilai ujiannya. Saya dengar, nilai tes bahasa Indonesia yang terburuk dibandingkan nilai bahasa Inggris dan matematika. Aneh. Kalau memang sejak kecil sudah bisa berbahasa Indonesia, mestinya, nilai bahasa Indonesia tertinggi, dong?

Minggu lalu seorang anak tetangga datang ke rumah. Dia kelas 6 SD. Anak itu minta diajarkan bahasa Inggris supaya nilai ujiannya bagus. Kebetulan dia juga membawa buku bahasa Indonesia. Jadi, saya bilang, kenapa tidak belajar bahasa Indonesia juga, supaya nilai pelajaran bahasa Indonesianya bagus? Apalagi, si tante yang mau mengajarkan adalah lulusan Sastra Indonesia :) Anak itu setuju dan memberikan bukunya.

Dari halaman pertama sampai terakhir 90% isinya pemahaman bacaan. Dengan baris yang rapat-rapat pula. Mohon maaf, SAMA SEKALI TIDAK MENARIK. Dengan tersipu malu, saya bilang, ayo, kita belajar bahasa Inggris saja. Tidak jadi belajar bahasa Indonesia.

Setahun yang lalu, saya juga pernah mengajarkan bahasa Indonesia secara privat kepada seorang siswa sekolah internasional kelas 9 yang lagi-lagi nilai pelajarannya buruk. Ibunya memohon supaya saya mengajarkan bahasa Indonesia kepadanya. Saya lihat buku pelajarannya, 100% berisi apresiasi sastra, yaitu bagaimana menulis resensi. Saya tes kemampuan menulisnya. Ternyata, memang benar-benar buruk. Struktur bahasa Indonesianya kacau, pengetahuan kosakatanya minim, koherensi kalimatnya juga kacau. Kalau kondisinya seperti itu, bagaimana dia bisa menulis resensi yang baik?

Pengalaman-pengalaman tadi membuat saya bertanya-tanya, apakah fungsi bahasa Indonesia hanya sekadar memahami bacaan dan mengapresiasi sastra? Hanya sedangkal itukah?

Mungkin ada baiknya kita lihat definisi ini: Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbitrer (manasuka) yang dipergunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasikan diri.

Jika fungsi bahasa untuk berkomunikasi, seharusnya pelajaran di sekolah harus diarahkan ke sana.

Tidak ada komentar: